Mengenal Toronto International Film Festival
Toronto International Film Festival (TIFF) adalah festival film terbesar yang diadakan sekali dalam kurun waktu satu tahun di Toronto, Ontario Canada. Sederet film dari berbagai belahan dunia dihadirkan tiap tahunnya untuk ditayangkan pertama kali pada acara bergengsi tersebut. Berdiri sejak 44 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1976, TIFF berkembang pesat dan semakin dikenal publik hingga sekarang sebagai ajang festival film paling besar di dunia. Di tahun ini, TIFF 2021 sendiri digelar pada tanggal 10 September 2021 hingga 18 September 2021 mendatang.
Pada tahun 2021, perkembangan film Indonesia sedang melaju dengan pesat. Kualitas perfilman Indonesia semakin membaik. Hal itu dibuktikan melalui ajang TIFF, dimana Indonesia tidak mau kalah dengan negara-negara lain, Indonesia pun mengirim dua perwakilannya ke Toronto International Film Festival 2021, yakni film karya Edwin yang berjudul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas dan film garapan sutradara wanita Indonesia Kamila Andini berjudul Yuni.

Mengenal Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas atau yang lebih dikenal dengan judul internasionalnya yaitu Vengeanceis Mine, All Other Pay Cash sendiri sudah pernah ditayangkan secara perdana di Locarno Film Festival 2021, pada segmen Concorso Internazionale, dan mendapatkan penghargaan tertinggi, the Golden Leopard, pada ajang tersebut. Film drama aksi yang dibintangi oleh Marthino Lio, Ladya Cheryl, Reza Rahadian, Sal Priadi, dan Ratu Felisha tersebut adalah adaptasi dari novel yang berjudul sama dari penulis kondang Indonesia, Eka Kurniawan.
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas akan tayang untuk kedua kalinya di TIFF 2021 pada Sabtu, 11 September 2021 untuk keperluan film screening melalui digital TIFF Bell Lightbox dan melalui TIFF digital Cinema Pro untuk pers dan industry.
Menceritakan Kisah Cinta Ajo Kawir dan Iteung
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas mengangkat kisah cinta Ajo Kawir (Marthino Lio) dan Iteung (Ladya Cheryl). Diceritakan bahwa Ajo Kawir merupakan seorang jagoan yang hobi bertarung dan tidak memiliki rasa takut untuk mati. Terlepas dari hasratnya yang besar dalam bertarung, Ajo Kawir ternyata mempunyai satu rahasia, yaitu penyakit impoten yang diidap olehnya. Dalam kisah perjalanan hidupnya, dia dipertemukan oleh semesta dengan seorang jagoan wanita cantik bernama Iteung (Ladya Cheryl), yang pada kisahnya sempat menghajar Ajo Kawir hingga babak belur. Singkat cerita, bukannya dendam pada Iteung, insiden perkelahian tersebut justru membuat Ajo Kawir jatuh cinta padanya.
Respon Netizen Tanah Air terhadap Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Setelah penayangan perdananya di Locarno Film Festival 2021 dan Sabtu lalu pada tanggal 11 Sepertember 2021 di Toronto International Film Festival, para penggemar film tanah air sendiri mengutarakan respon positif mereka terhadap film garapan Edwin tersebut.
Tidak sedikit yang menyatakan kekagumannya pada konsep film tersebut di platform Twitter. Banyak yang menilai bahwa Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas dikemas secara apik dan tidak hanya berfokus pada kisah cinta pemeran utamanya saja,melainkan film tersebut juga berbicara soal kekuasaan, seksualitas dan toxic masculinity yang terkadang masih menjadi fokus utama di masyarakat.

Seolah seniman Indonesia tak pernah kehabisan ide untuk berkarya, film Indonesia yang berhasil mencapai ranah internasional tak berhenti di situ saja. Karya lain berupa film berjudul Yuni yang dikarang oleh Kamila Andini juga ikut unjuk gigi di Toronto International Festival Film 2021. Berbeda dengan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, film Yuni karya Kamila Andini akan ditayangkan secara perdana di TIFF 2021. Seperti yang sudah dijadwalkan, pada 13 September 2021, tepatnya di Scotiabank Theatre, film Yuni akan ditayangkan untuk keperluan pers dan industri film.
Dibalik Film Yuni karya Kamila Andini
Film Yuni ditulis oleh sutradaranya langsung, Kamila Andini, dan Prima Rusdi serta diproduseri oleh Ifa Isfansyah. Film ini menceritakan tentang Yuni sebagai tokoh utama pada ceritanya yang harus berurusan dengan permasalahan utama film tersebut, yaitu pernikahan dini. Yuni, seorang anak perempuan yang bermimpi tinggi untuk berkuliah, harus dihadapkan dengan lamaran pernikahan di usianya yang belia. Karena ingin melanjutkan mimpinya, Yuni menolak lamaran tersebut, hingga datang lamaran kedua, dan Yuni tetap menolak.
Dia hidup dalam lingkungan yang masih memegang kepercayaan dan mitos bahwa seorang perempuan yang menolak lamaran dua kali, maka perempuan itu tidak akan menikah selamanya. Kamila Andini sendiri mengatakan bahwa cerita ini terinspirasi dari kisah nyata yang bermula dari cerita asisten rumah tangganya yang pulang kampung untuk menemani anaknya yang berusia 17 tahun melahirkan.
Produksi Film Yuni
Film Yuni diproduksi sejak tahun 2017 dan selesai sekitar tahun 2020 di Banten. Film yang diproduksi Fourcolors Film (Indonesia) dan berkerja sama dengan Akanga Film Asia (Singapura), dan Manny Films (Perancis) menghadirkan sederet pemeran yang bertalenta seperti Arawinda Kirana, Kevin Ardilova, Dimas Aditya, Marissa Anita, Neneng Wulandari. Vania Aurell, Boah Sartika, Anne Yasmine, Asmara Abigail, Nala Thoyib, Toto ST Radik, Rukman Rosadi, Muhammad Khan, Nova Eliza, Mian Tiara, Sekar Sari, dan Ayu Laksmi.
Film Yuni sendiri akan ditayangkan hari ini di Toronto International Film Festival. Setelah itu, Film Yuni akan direncanakan untuk tayang di festival lain dan bioskop hingga menunggu pandemi membaik.
“word count: 760 words”